PENGALIHAN
WACANA (SASTRA) LISAN KE TULISAN DAN
TEKS
Sebelum membahas lebih lanjut tentang
pengalihan sastra lisan ke sastra tulis dan teks (naskah), terlebih dulu di
paparkan mengenai pengertian sastra lisan, sastra tulis teks dan jenis-jenis
teks yang dimuat naskah.
Sastra lisan
adalah kesusastraan yang mencangkup ekspresi kesusastraan warga dan kebudayaan
yang disebarkan dari dan diturun-temurunkan secara lisan atau dari mulut ke
mulut (Hutomo, 1991:1). Sastra lisan sendiri memiliki nilai-nilai yang luhur
dalam masyarakat lebih-lebih pada kebudayaan yang ada dalam masyarakat.
Dalam Ensiklopedi Sastra Indonesia, sastra lisan adalah hasil sastra lama yang
disampaikan secara lisan umumnya disampaikan dengan dendang, baik dengan
iringan musik (rebab, kecapi, dan lain-lain).
Sastra lisan dilahirkan di kalangan
rakyat yang tidak mengetahui tulisan. Oleh karena itu, sastra lisan disebut
juga sastra rakyat. Sastra rakyat merupakan sebagian budaya rakyat yang
merangkumi semua aspek tentang kehidupan suatu masyarakat. Sastra ini hanya
bertumpu pada hasil kesusastraan yang bercorak pertuturan yang terdapat dalam
suatu bangsa.
Seiring
dengan zaman yang terus berkembang, sastra lisan juga berkembang menjadi sastra
tulis dan teks. Hal ini, menguntungkan agar kekayaan itu tidak punah, tetapi
dibukukan sehingga terus lestari. Proses ini terjadi karena manusia sudah mulai
mengenal tulisan. Sebagi contoh, Awal sejarah sastra tulis Indonesia (Melayu) bisa dijejaki
sejak abad ke-7 M. Berdasarkan penemuan prasasti bertuliskan huruf Pallawa
peninggalan kerajaan Sriwijawa di Kedukan Bukit (683) Talang Tuo (684) Kota
Kapur (686) dan Karang Berahi (686). Walaupun tulisan pada prasasti-prasati
tersebut masih pendek-pendek, tetapi prasasti-prasasti yang merupakan benda
peninggalan sejarah itu dapat disebut sebagai cikal bakal lahirnya tradisi
menulis atau sebuah bahasa yang dituangkan dalam bentuk tulisan
Sastra tulis (written literature) yaitu sastra yang
menggunakan media tulisan atau literal yang di tuang. Sastra tulis dianggap sebagai ciri
sastra modern karena bahasa tulisan dianggap sebagai refleksi peradaban
masyarakat yang lebih maju. Pada akhirnya, proses pergeseran
dari tradisi sastra lisan menuju sastra tulisan tidak dapat dihindari. Karena
sadar atau tidak, bagaimanapun proses pertumbuhan sastra akan mengarah dan
berusaha menemukan bentuk yang kebih maju dan lebih sempurna sebagaimana
terjadi pada bidang yang lainnya.